Aku pikir, aku telah lupa bagaimana menulis setelah memoriku
dihantam dengan berbagai persoalan yang harus dipecahkan sendiri. Setelah
beberapa hari pulang dari masa-masa penginstalan memori. Aku berusaha kencan
lagi dengan My Sweety Blacky, laptop kesayanganku. Karena dialah teman setia
yang menemani merekam jejak petualanganku. Gomawo Blacky :)
Jum’at, 16 Agustus 2013, 08.30 WIB at Batusangkar.
Lelah dengan berbagai masalah dan kesibukan, kuputuskan
menerima ajakan kakakku untuk mengunjungi Merapi pada tanggal 16 Agustus 2013.
Merapi, salah satu Gunung yang terletak di Koto Baru padang panjang, Sumbar.
Berbagai macam perasaan yang muncul saat pembicaraan di telepon kala itu. Bagaimana tidak, impian beberapa hari ini akhirnya dikabulkan Tuhan.
Aku masih ingat ketika melakukan perjalanan ke kampung halaman.
Tatapan Merapi begitu menggoda akhirnya kuabadikan dalam beberapa jepretan dan video.
Dalam hati aku berkata, “Tuhan, pertemukan aku dengan Merapi," lirihku.
"Dan, Merapi, tunggu aku”.
Meski saat itu aku tidak tahu kapan akan mengunjunginya. Namun setiap impian yang diagungkan dalam lantunan doa akan diberikan jalan oleh Tuhan untuk menggapainya, seperti yang ku alami kemarin.
Merapi, salah satu Gunung yang terletak di Koto Baru padang panjang, Sumbar.
Berbagai macam perasaan yang muncul saat pembicaraan di telepon kala itu. Bagaimana tidak, impian beberapa hari ini akhirnya dikabulkan Tuhan.
Aku masih ingat ketika melakukan perjalanan ke kampung halaman.
Tatapan Merapi begitu menggoda akhirnya kuabadikan dalam beberapa jepretan dan video.
Dalam hati aku berkata, “Tuhan, pertemukan aku dengan Merapi," lirihku.
"Dan, Merapi, tunggu aku”.
Meski saat itu aku tidak tahu kapan akan mengunjunginya. Namun setiap impian yang diagungkan dalam lantunan doa akan diberikan jalan oleh Tuhan untuk menggapainya, seperti yang ku alami kemarin.
Salah satu foto
Merapi yang diambil di salah satu jalan dekat Batusangkar
Desiran didada membuatku tidak sabaran untuk melakukan perjalanan.
Satu hal yang membuatku tidak percaya akan diriku sendiri adalah melawan rasa takut yang muncul dibenakku. Takut karena melakukan perjalanan sendiri ke Koto Baru dengan angkutan umum. Namun desakan untuk mewujudkan impian telah mengalahkan ketakutan itu sendiri.
Inilah pelajaran pertama yang bisa kusimpan dan kubagikan
kepada anak cucuku nanti..:D
“Bermimpilah, lalu
berdoa kepada Tuhan dan berusahalah mewujudkannya. Lawan semua ketakutan yang
akan menghalangi perjalanan dalam menggapainya”
Sebelum cerita ini ngalor ngidul aku harus bilang kalau ini
bukanlah sebuah panduan dalam mendaki Gunung Merapi. Tetapi ini adalah murni
catatan hati seorang pengembara dalam mewujudkan serpihan impian yang
dibangunnya. Bagi sebagian orang mungkin ini adalah hal biasa namun bagi
pengembara seperti aku, Ini Adalah
Sesuatu Yang Luar Biasa.
Jejak ini akan kumulai dari persiapan yang serba buru-buru.
Karena pendakian akan dimulai usai shalat Jum’at sedangkan aku baru dikabari
pukul 08.30 pagi Jum’at. Aku mempertimbangkan agar bisa tepat waktu sampai di
Koto Baru. Pukul 10.00 aku mulai perjalanan dengan menaiki angkutan umum
jurusan Batusangkar-Bukittinggi. Dengan membaca Bismillah aku mulai
petualangan. Berharap semua baik-baik saja hingga aku kembali ke Batusangkar.
Satu kesalahan yang kulakukan, tidak memberitahu keluarga dalam keberangkatan
ini. Ini yang membuatku sedikit khawatir. Namun aku percaya karena perjalanan
yang kulakukan bukanlah perjalanan maksiat, Insya Allah tidak apa-apa.
Selama perjalanan mataku tidak lepas dari Merapi. Puncaknya
yang berdiri kokoh seakan menantangku agar segera sampai disana.
“Merapi, Insya Allah kita akan bertemu beberapa jam ke
depan, tunggu aku.”
Pukul 13.00 aku sampai di Bukittinggi kemudian melanjutkan perjalanan
dengan menaiki angkot menuju Koto Baru. Sampai di Koto Baru bertemu dengan
rombongan pendakian yang menunggu bersama kakakku, Ela Idriati. Satu per satu
kami berkenalan, ada Daus atau Nero sapaan kerennya sekaligus pimpinan
rombongan, dia Mahasiswa tingkat akhir STAIN Bukittinggi. Ada Rike, adik jelek
dari STAIN Kerinci, hehe peace dek… :)
kemudian ada Ian juga dari Kerinci, keingat film 5 cm dech, Ian rada mirip
postur tubuhnya dengan Ian di 5 cm… iya kan Ian…:)
Usai berkenalan dan berbincang-bincang kami menambah energi
cacing dulu biar selama pendakian tetap semangat. :)
Tepat pukul 15.00, kami berkemas dan melakukan perjalanan ke
Pos Merapi, di Pos kami diminta mengisi buku tamu, nama, alamat serta nomor
handphone yang bisa dihubungi sekaligus kami menitipkan kendaraan.
Sembari menunggu rekan-rekan yang lain kami menyempatkan
mengambil gambar untuk kenangan nanti.
Dekat Tower, Gunung Singgalang
bisa digapai dengan tangan loh :D
Ini dia, Adik
jelekku, Rike :)
Rike dan Kak Ela
Ini Ian
Sayangnya foto ketua rombongan belum kelihatan yaa…:)
Di kiri kanan jalan kami menemui petani yang sibuk di ladang mereka. Beberapa menit kemudian kami sampai di KSDA. Setelah kami mulai menempuh jalan setapak. Selama perjalanan kami bertemu dengan pendaki yang datang dari berbagai daerah. Moment yang sangat tepat untuk menyambut Hari Kemerdekaan.
Di mata air Kodok
kami bertemu pendaki dari Batusangkar, anggota Artevac dan Alumni SMA 1
Batusangkar, bang Erick dkk.
Nah, ini dia ketua
rombongan baru muncul, yang pake baju hitam, Daus.
Mengabadikan kenangan :)
Setelah mengambil air untuk persiapan selama perjalanan
nanti kami melanjutkan perjalanan. Langkah demi langkah kami ayunkan dengan penuh
semangat. Meski dengan peluh bercucuran canda tawa selalu mengiringi perjalanan
kami. Suatu keberuntungan bagi para pendaki karena cuaca sangat cerah. Tidak
sama ketika aku dan kawan-kawan saat mendaki Gunung Singgalang. Ketika
perjalanan diguyur hujan. Terima kasih Tuhan…
Numpang narsis di
salah satu tenda pendaki..:)
Nah, teman-teman pasti
ingat dengan duo Bangkinang ini, hehe ^_^
Mereka adalah beberapa rekan-rekan yang bertemu selama
pendakian. Selama perjalanan menuju cadas sangat banyak kami bertemu dengan
pendaki lain. Ada yang dari Padang, Bukittinggi, Bangkinang, Medan, dan dari
Batusangkar juga. Ada anak Pramuka, Mapala, Sispala dan KPA dari berbagai
daerah. Masih banyak rombongan yang melakukan perjalanan yang sama dengan kami.
Mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Tepat pukul 23.00 kami sampai di cadas dan mendirikan camp
disana. Usai makan malam dan bercerita sambil menikmati pemandangan alam bebas
kami beristirahat.
Sabtu, 17 Agustus 2013.
Di bawah ini adalah pemandangan di cadas sekaligus lokasi
camp para pendaki. Sebagian pendaki sedang menuju puncak.
Pemandangan Gunung
Singgalang dilihat dari Merapi
Berfoto di dekat
tenda, Kak Ela, Daus dan Rike.
Usai sarapan pagi kami melanjutkan perjalanan ke Puncak melewati
cadas.
Cadas dilihat dari
ketinggian
Para petualang,
cemungut pak, hehe :)
Mengabadikan kenangan
di Tugu Abel
Its me, Aini.
She is My Sistha, Ela
My Brotha, Daus
My Young Bro, Rike
My Young Bro, Ian
Upacara Proklamasi
Kemerdekaan
Dibelakangku adalah
kawah Merapi
Ini juga salah satu Tim Parimbo juga, ZIkra with his friend :)
Barisan para
petualang
Jalan menuju puncak,
duo girl
Jalan Menuju Puncak,
Three Boy
Negeri di atas awan :)
Pasar kaget di jalan menuju Merapi
Huft, sepertinya sampai disini dulu ceritaku... maybe next time to be continued in another adventure :)
See You :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar