Oleh
Phalosa Aini
Rasanya
seperti bangun dari tidur panjang setelah sekian lama vakum dari dunia menulis.
Skripsi sedikit membuat otakku membeku bahkan nyaris tidak punya ide lagi untuk
kutuangkan. Tapi kali ini aku mengazzamkan diri untuk tidak berhenti melakukan
apa yang telah kumulai. Meskipun hanya secuil aku berharap ada manfaatnya.
Karena aku percaya sesuatu yang kecil
yang dilakukan secara konsisten akan mampu merubah keadaan.
Aku
akan mulai membuat agenda baru seperti visinya para illuminate “TATANAN DUNIA
BARU” tapi ini versi diriku. :)
Salah
satunya harus menulis satu tulisan baik cerpen, tulisan motivasi atau pun
sekedar curhat. Pokoknya setiap hari harus ada yang diabadikan dalam bentuk
tulisan.
Kali
ini aku ingin memulai menulis tentang beberapa ayat Quran. Eits, jangan salah
persepsi dulu. Menulis bagiku bukanlah untuk pamer ilmu atau perbuatan baik.
Menulis bagiku murni sebagai ajang untuk memuhasabah diri. Karena setiap kata
yang aku tulis bisa kubaca disaat aku terlupa. Karena aku sadar sebagai makhluk
lemah dan pelupa banyak ilmu yang bisa dengan sekejap terlupakan. Dan menulis
adalah satu trik yang kulakukan untuk mengingat sesuatu agar ilmu yang
diperoleh tidak berlalu begitu saja.
Baiklah,
aku akan mulai dengan surat Al-Mujadalah ayat 1-13.
Dalam surat ini ada
beberapa poin yang akan dibahas. Pertama, ayat 1 sampai 6, pada ayat ini
dijelaskan tentang HUKUM ZIHAR. Zihar ini adalah menganggap istrinya sebagai
ibunya padahal istri mereka bukanlah ibu mereka.
Orang-orang
yang menzihar istrinya dan ingin menarik kembali perkataannya, maka apa yang
harus mereka lakukan?
Berikut beberapa hal yang harus dipenuhinya:
- Wajib atasnya memerdekakan seorang budak sebelum suami istri itu bercampur,
- Jika tidak mendapatkan budak, maka wajib atasnya untuk berpuasa selama dua bulan berturut-turut,
- Maka
bagi yang tidak kuasa, wajib atasnya untuk memberi makan 60 orang miskin.
Demikian hukum zihar yang dikatakan Allah SWT dalam Al-quran. Kemudian pada ayat berikutnya ayat 7-10 Allah melarang untuk melakukan pembicaraan rahasia baik itu tiga orang, lima orang atau kurang dari itu atau lebih banyak melainkan Allah-lah yang berikutnya.
Pembicaraan
rahasia yang dimaksud di sini adalah pembicaraan rahasia untuk perbuatan dosa,
permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Sesungguhnya pembicaraan rahasia yang
seperti ini adalah dari syetan.
Dan
Allah akan memperlihatkannya di akhirat nanti.
Dan
pada ayat 11-13, Allah menjelaskan tentang sopan santun menghadiri majlis.
Apabila
dikatakan kepadamu “berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan kepadamu. Dan apabila dikatakan,
“berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat.
Semoga
apa yang kutulis bermanfaat bagi kita terutama untuk diriku yang alpa ini. Dan
jika terdapat kesalahan segera layangkan kritikan dan sarannya :)
Key
word: Menulis, hukum, zihar, orang-orang berilmu, orang-orang beriman, pembicaraan
rahasia, berlapang-lapang dalam majlis, hukum zihar, Al-Mujadalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar