OLEH PHALOSA AINI
Tepat
tanggal 27 April 2014, pukul lima sore aku bertemu Bapak Marjohan atau lebih
dikenal dengan Uncle Jo yang berkunjung ke kost-anku. Pembicaraan penuh inspirasi
itu bermula ketika Uncle menceritakan pengalaman-pengalaman beliau menjadi Guru
Berprestasi. Awalnya Uncle Jo tidak berniat untuk mengikuti ajang pemilihan
Guru berprestasi di Kecamatan. Uncle memberikan kesempatan kepada guru-guru
muda. Namun guru-guru yang lain tidak mau ikut pemilihan tersebut. Akhirnya beliau
ikut dan mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan. Diluar dugaan, ternyata
Uncle Jo meraih juara di tingkat kecamatan, kemudian lanjut ke tingkat
kabupaten, masih juara lagi, kemudian ke tingkat provinsi, Uncle Jo masih
bintangnya. Akhirnya Uncle Jo menjadi utusan Provinsi Sumatera Barat menuju ke
tingkat Nasional.
Selama
di Jakarta, Uncle bertemu dengan guru-guru dari seluruh provinsi di Indonesia.
Beberapa guru memperkenalkan diri dan memberikan cendera mata kepada Uncle.
Wah, apa ini, pikir Uncle. Menurut Uncle itu adalah salah satu trik untuk
menjatuhkan mental kita. Akan tetapi hal itu tidak berpengaruh terhadap Uncle.
Beberapa rekan Uncle mengalami sedikit goncangan, mereka khawatir karena takut
tidak mendapat juara atau membuat malu daerah mereka. Uncle Jo tetap santai
menikmatinya.
Sewaktu
presentasi dilakukan para guru telah tampil dan menunjukkan kemampuannya ketika
ditanya oleh para juri. Dan tiba giliran Uncle Jo untuk menunjukkan
kemampuannya di depan dewan juri.
Seketika
Uncle langsung diberondong dengan berbagai pertanyaan.
“Apakah
Anda punya tulisan yang terbit di Koran?”
“Iya,
salah satunya di Singgalang, Haluan dan Canang,” jawab Uncle.
“Apakah
Anda punya buku yang telah dipublikasikan?”
“iya,
saya punya lima buah buku yang terbit di penerbit nasional” lanjut Uncle.
Selain
itu Uncle punya beberapa artikel yang terbit di tingkat Internasional. Uncle
juga menguasai beberapa bahasa Asing seperti Bahasa Arab, Bahasa Perancis
tentunya juga Bahasa Inggris. Di saat Uncle diminta membaca artikel berbahasa
Perancis, dewan juri kagum dengan kemampuan Uncle. Siapakah guru Uncle belajar
Bahasa Perancis? Guru Uncle yaitu Dr. Louis
deharveng, Dr. Anne Bedos dan Dr. Francois Brouquisse, dimana mereka adalah ahli biologi dan tertarik melakukan riset di seputar Kabupaten
Agam, Kab. Tanah Datar, Kab. Sawahlunto Sijunjung dan Kab. Lima Puluh Kota.
Usai
sesi presentasi, para guru menantikan saat yang mendebarkan. Khawatir tidak
memperoleh juara. Uncle sendiri hanya berharap mendapat juara harapan.
Mengingat persaingan guru-guru di pulau Jawa sangat tinggi. Kualitas mereka
bagus-bagus kata Uncle.
Ternyata
dalam pengumuman tidak ada perolehan juara harapan. Juara yang diumumkan hanya
juara satu sampai tiga. Pupuslah harapan Uncle membawa nama Sumatera Barat ke
kancah Nasional.
Para
peringkat telah diumumkan oleh dewan juri, mulai dari peringkat tiga, dua,
namun Sumatera Barat terlewatkan. Uncle mencoba tetap optimis dan berpikir
positif. Menurut Uncle yang terbaik berasal dari Pulau Jawa meski dalam hati
juga berharap untuk menjadi juaranya. Ternyata, yang dipanggil sebagai juara 1
Tingkat Nasional adalah Uncle sendiri. Kaget bercampur haru yang dirasakan
Uncle kala itu. Bagaimana tidak, persaingan yang sangat ketat telah dilewati
Uncle dengan sukses.
Wah,
tidak terbayangkan bagaimana perasaan Uncle. Sebagai jebolan fakultas keguruan
aku juga ingin meniru semangat Uncle menjadi guru yang berprestasi. Menguasai
berbagai bidang keahlian. Guru berkemampuan ganda, ujar Uncle. Dan hingga
sekarang aku masih belajar untuk mewujudkan impian-impianku.
Uncle
juga mendoakan semoga aku bisa menjadi best woman writer, Aamiin. Gracia Uncle,
semoga Phalosa mampu menjadi guru teladan nan berprestasi seperti Uncle.
Sosok
Uncle Jo sangat sangat menginspirasi hidupku, Uncle juga menyemangatiku untuk
belajar Bahasa Inggris. Juga menyarankan untuk menulis artikel berbahasa asing.
Ya Uncle, Phalosa akan selalu mengingat motivasi-motivasi yang Uncle berikan.
Motivasi
Uncle yang lainnya adalah rajin membaca, dengan membaca kita mampu menguasai
dunia. Waah, sahabat… sungguh aku tidak percaya sosok berprestasi yang rendah
hati ini semakin membangkitkan semangat untuk belajar lebih tekun lagi. Bukan
niat melebih-lebihkan tapi ini adalah faktanya. Uncle yang selalu ramah dan
tidak pandang level apapun selalu punya cara untuk mendongkrak motivasi kita.
Sepanjang
pembicaraanku dengan Uncle, ada satu hal yang sedikit membuatku kaget ketika
ditanyain Uncle.
“Siapa
soulmatenya, Phalosa?”
Aduhaay,
pertanyaan ini benar-benar belum bisa jawab Uncle.
Jika
ada pangeran yang datang mulailah membuka hati, kata Uncle. Jangan sampai hal
ini terlupakan karena mengejar karir. Duh, nasehatnya ngena banget, hehe.
Insya
Allah Uncle, hanya itu yang bisa kuucapkan. :)
Begitu
banyak ilmu yang dapat kuperoleh dari Uncle,
1.
Rajin membaca dan rajin menulis
2.
Selalu berpikir positif dan percaya diri
3.
Tingkatkan kemampuan diri (berkemampuan ganda-red)
4.
Kuasai berbagai bahasa asing
5.
Tetap ramah, rendah hati dan tidak sombong meski
telah menjadi juara
6.
Selalu semangat memotivasi orang-orang yang
ditemuinya
7.
Senang berbagi pengalaman dan ilmu
8.
Selalu siap mental dalam menghadapi berbagai
situasi
9.
Kejar cita tapi cinta jangan dilupakan J
Terakhir,
semoga ilmu, motivasi dan nasehat yang Uncle berikan menjadi ladang amal buat
Uncle. Gracia Uncle Jo :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar