Untuk kesekian kalinya pertengkaran ini menjadi headline diariku. Ya, pertengkaranku dengannya.
Perez,
begitulah aku memanggil namanya. Sosok yang selama tiga tahun terakhir
ini menjadi tempat berbagi di kala gundah. Dia selalu setia mendengarkan
setiap keluh kesahku. Dan telah tiga tahun juga dia menempati kamarku.
Menjadi teman sekaligus sahabat yang setia menemani kemana aku hendak
pergi. Menikmati senja dan mengabadikannya dalam kameraku. Hasil
potretanku dengannya selalu menjadi penghias diary dan dinding kamarku.
Dia
sangat pemalu. Apalagi terhadap teman-teman baruku. Dia selalu
menampakkan sikap termanisnya. Tetapi, tidak jarang juga dia bersikap
berani. Seperti yang terjadi semalam.
Ketika
amarah telah melingkupi hati. Aku selalu mencoba bersabar
menghadapinya. Namun ketika semuanya tidak terkendali dan melibatkan
emosi. Perez tidak lagi sosok pemalu yang ku kenal. Bahkan tidak segan
dia mencakarku dengan kukunya yang panjang. Adu jotos denganku. Tidak
peduli seisi kamar kami berantakan.
Sekarang,
aku hanya bisa mengenangnya dalam potretan. Karena pagi tadi Perez,
kucing mungilku ditabrak pengendara sepeda motor. Dia tewas di tempat.
Selamat jalan sahabatku, Perez.
Innalillahi…:'(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar