My Sweety Blacky

By : Phalosa Aini

Pekat! Suara jangkrik kian menyemarakkan malam. Sesekali ditingkahi suara kodok yang ingin unjuk gigi. Dalam keheningan aku terdiam menatap kilatan putih dimatamu. Namun aku mendengar suara, kalau aku tidak salah dengar lengkingan jam bandul di ruang tengah.

Denting jarum jam satu kali menyadarkanku bahwa malam kian larut. Mendekati dini hari. Ternyata telah enam jam aku bercumbu denganmu, semenjak Maghrib tadi. Membelai lembut tubuhnya sambil membisikkan aksara cinta. Kemesraan ini sepertinya akan bertahan lama. Aku masih ingin melanjutkan kencan ini karena mataku tidak mau berpejam.

“Kenapa?” tanyamu.

“Karena aku takut kehilangan cahaya cintamu ketika aku lelap nanti,” jawabku.

“Ah, begitu dalamkah rasa yang kau punya untukku?” lanjutmu lagi.

“Geudaeneun darling bamhaneul byeolboda areumdawoyo!” jawabku mantap.

“What?” kau bertanya sambil mengernyitkan dahi.

Aku mengerti. Kamu pasti tidak tahu apa artinya. Itu lirik lagu Korea yang aku peroleh dari sebuah lagu favoritku. Band Korea, CN Blue.

“Apa artinya?” ujarmu mendesak.

“Hehe, aku tidak tahu,” jawabku sambil nyengir.

“Hm, Ayo jangan bercanda Ah! Kalau nggak mau kasih tahu aku bakalan ngambek!”

“Eits, jangan gitu donk, I need you, I love you and I hate you. Ups salah, I miss you. He…”

“Pokoknya kasih tahu!” tegasmu.

“Iya, iya. Artinya Kamulah kekasihku yang lebih indah daripada sinar bintang di langit malam!”

“Hm…” gumammu sambil tersenyum centil kepadaku.

“Nah gitu donk! Jangan ngambek ya My Sweety Blacky! Karena aku membutuhkanmu untuk menyelesaikan proyekku yang kejar deadline,” rayuku.

“Iya,” jawabmu mengangguk.

“Oh, gomawo My Computer, bisuak kencan wak liak yow. He…”

^_^

Batusangkar, 01.00 WIB, 23 Juni 2012