Kamis, 21 Mei 2015

Kebutuhan Peserta Didik



BAB I
PENDAHULUAN


            Setiap individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, setiap individu mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda satu sama lain. Sebaliknya, apabila ada suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi, juga akan berdampak pada perubahan sikap dan perilakunya. Ini menunjukan bahwa kebutuhan mempunyai peranan yang sangat penting dan dan menentukan tingkah laku manusia timbul karena adanya suatu kebutuhan, dan tingkah laku manusia tersebut mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan itu. Begitulah seterusnya, sehingga terjadi satu lingkaran motivasi yang tidak pernah putusnya.















BAB II
PEMBAHASAN


A.      Teori Psikologi tentang Kebutuhan
Kebutuhan merupakan suatu keperluan asasi yang harus dipenuhi untuk mencapai keseimbangan organisme. Kebutuhan muncul ketika seseorang merasa merasa kekurangan, ketidaksempurnaan yang dapat merusak kesejahteraannya. Dengan kata lain, kebutuhan muncul karena adanya ketidakseimbangan dalam diri individu, sehingga membuat individu bersangkutan melakukan tindakan, tindakan itu mengarah pada suatu tujuan, dan tujuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang ada.[1]
Dalam kajian psikologi, kebutuhan mendapat perhatian bagi sejumlah ahli psikologi, salah satunya teori kebutuhan oleh Abraham H. Maslow. Menurut Maslow, manusia mempunyai kecenderungan-kecenderungan untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan yang sehingga penuh makna dan memuaskan. Manusia sebagaimana dilukiskan oleh Maslow adalah makhluk yang tidak pernah ada dalam keadaan sepenuhnya puas. Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan-kebuttuhan yang lain akan muncul dan menuntut pemuasan.
Disamping itu terdapat juga teori yang dikembangkan oleh McClelland. Dalam teorinya, McClelland membedakan tiga jenis kebutuhan manusia yaitu:
1.      Need For Achievement (kebutuhan untuk berprestasi), yaitu kebutuhan untuk bersaing atau melampaui standar pribadi.
Ciri-ciri orang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi
a.       Menyenangi adanya feedback yang cepat, nyata dan efisien atas segala perbuatannya .
b.      Berusaha melakukan sesuatu dengan cara yang baru dan kreatif .
c.       Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
2.      Need For Power (kebutuhan untuk berkuasa), yaitu suatu kebutuhan atau kecendrungan untuk memberi kesan atau mempunyai pengaruh atas orang lain dengan tujuan untuk dianggap sebagai seorang yang kuat.
Ciri-ciri tingkah laku individu yang memiliki need for power:
a.    Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan dari suatu organisasi.
b.    Berusaha menolong orang lain meskipun pertolongan itu tidak diminta.   
3.      Need For Affiliation (kebutuan untuk berafiliasi), yaitu suatu kecenderungan dari beberapa individu untuk mencari atau menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain, tentang memandang status, kedudukan, jabatan, ataupun pekerjaan.
Ciri-ciri tingkah laku orang yang memiliki need for affiliation:
a.    Lebih senang berkumpul bersama orang lain dari pada sendirian.
b.    Sering berhubungan dengan orang lain termasuk bersilaturahmi dengan orang lain.
c.    Lebih memperhatikan aspek hubungan pribadi dalam pekerjaan dari pada aspek tugas-tugas itu sendiri.
d.   Mencari persetujuan atau kesepakatan dengan orang lain
e.    Lebih aktif melakukan pekerjaan dalam suasana kooperatif .  
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan menuju kejenjang kedewasaan, kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan sosial psikologi semakin banyak dibandingkan dengan kebutuhan fisik, karena pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas. Kebutuhan ini timbul, disebabkan oleh dorongan-dorongan (motif). Lefton (1982) dalam Sunarto  menyatakan bahwa kebutuhan dapat mencul karena keadaan psikologis yang mengalami goncangan atau ketidak seimbangan.[2]
B.       Kebutuhan Dasar Manusia
Pentingnya teori kebutuhan Maslow dalam pendidikan terletak dalam hubungan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh. Jelas bahwa siswa yang sangat lapar atau yang dicekam bahaya akan memiliki energi psikologis yang kecil yang dapat dikerahkan. Dengan kata lain ia hampir tidak memiliki motivasi belajar. Sekolah dan lembaga pemerintahan menyadari bahwa apabila kebutuhan dasar siswa tidak dipenuhi, belajar akan terganggu.[3]
Dalam teori hirarki kebutuhan yang dikembangkan oleh Maslow, terdapat lima kebutuhan dasar manusia, diantaranya:
a.         Physiological needs ( kebutuha-kebutuhan fisiologi)
Kebutuhan-kebutuhan fisiologi adalah sejumlah kebutuhan yang paling mendesak dan mendapat prioritas utama dalam pemenuhannya karena berkaitan langsung dengan kebutuhan fisik dan kelangsungan hidup. Contohnya makanan, minuman, sandang, tempat tinggal, istirahat dan lain-lain. Karena kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang paling dasar, maka sebelumnya kebutuhan ini terpenuhi, orang akan berusaha menekan kebutuhan-kebutuhan lain.
b.      Need for self-security and security (kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan)
Kebutuhan rasa aman merupakan kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari lingkungannya, jaminan keamanan, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang dan kemiskinan.
c.       Need for love and belongingness (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan memiliki)
Merupakan kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afeksi atau ikatan emosional dengan orang lain, yang diaktulisasikan dalam bentuk kebutuhan akan rasa memiliki, mencintai dan dicintai, kebutuhan akan rasa diakui dan diikutsertakan sebagai anggota kelompok, merasa dirinya penting, rasa setia kawan, kerjasama, dan sebagainya.
d.      Need for self-esteem ( kebutuhan akan rasa akan harga diri)
Kebutuhan akan rasa harga diri merupakan kebutuhan individu untuk merasa berharga dalam hidupnya. Kebutuhan ini mencakup:
1.      Kebutuhan akan penghargaan dari diri sendiri, seperti rasa percaya diri, hasrat untuk memperoleh kompetensi, kekuatan pribadi, dan kemandirian
2.      Esteem atau pengharaan dari orang lain, yaitu penghargaan atas apa ynag telah ia lakukan, seperti pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, pangkat, dan nama baik.
e.       Need for self-actulization (kebutuhan akan aktualisasi diri)
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk memenuhi dorongan hakiki manusia untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi dirinya. Dengan kata lain, self-actulization adalah kecenderungan untuk berjuang menjadi apa saja yang mampu diraih oleh individu, motif yang mendorong individu untuk mencapai potensi secara penuh dan mengekspresikan kemampuannya yang unik.
Aktualisasi diri ditandai dengan penerimaan diri dan orang lain, spontanitas, keterbukaan, hubungan dengan orang lain yang relatif dekat dan demokratis, kreativitas, humoris, dan mandiri pada dasarnya, memiliki kesehatan mental yang bagus atau sehat secara psikologis. Maslow menempatkan perjuangan untuk aktualisasi diri pada puncak hierarki kebutuhannya, hal ini berarti bahwa pencapaian dari kebutuhan paling penting ini bergantung pada pemenuhan seluruh kebutuhan lainnya.[4]
Untuk memenuhi kelima jenjang kebutuhan tersebut Maslow membedakan motivasi manusia atas 2 kategori, yaitu:
1.         Deficit Motive (motif kekurangan), yang mencakup motif untuk kebutuhan fisiologis dan rasa aman.
2.         Metaneeds (motif pertumbuhan atau metapertumbuhan), merupakan motif yang muncul apabila motif kekurangan telah terpenuhi dan mendorong individu untuk mengungkapkan potensi-potensi. Motif ini menuntut pemuasan dalam bentuk kesehatan psikologis yang terpelihara dan memungkinkan tercapainya perkembangan individu yang maksimal.
Sama seperti kebutuhan-kebutuhan dasar, apabila kebutuhan akan pertumbuhan ini tidak terpenuhi akan menyebabkan individu mengalami sakit secara psikologis, atau yang disebut metapatologi. Bentuk-bentuk metapatologi diantaranya kehilangan kepercayaan, tidak adil, kehilangan semangat hidup, depresi, kasar, kebingungan, individualitas, dan kehilangan rasa harga diri.
C.      Kebutuhan Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Kegiatan belajar di sekolah pada prinsipnya juga merupakan manifestasi kebutuhan-kebutuhan individu tersebut. Oleh sebab itu, seorang guru perlu mengenal dan memahami jenis dan tingkat kebutuhan peserta didiknya, sehingga membantu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka melalui aktivitas kependidikan.
Kebutuhan peserta didik sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan manusia pada umumnya. Beberapa kebutuhan peserta didik yang perlu mendapatkan perhatian dari guru, di antaranya:

a.         Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang bersifat instinktif dan tidak dipengruhi oleh lingkungan dan pendidikan. Apabila kebutuhan jasmani ini tidak terpenuhi dapat mempengaruhi pembentukan pribadi dan perkembangan psikososial peserta didik dan proses belajar mengajar di sekolah. Kebutuhan jasmani peserta didik yang perlu diperhatikan oleh guru di sekolah adalah makan, minum, pakaian, oksigen, istirahat, kesehatan jasmani, gerak-gerak jasmani serta terhindar dari berbagai ancaman.
Untuk memenuhi kebutuhan jasmani perserta didik, sekolah melakukan upaya-upaya:
1.      Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang pentingnya pola hidup sehat dan teratur.
2.      Menanamkan kesadaran kepada peserta didik untuk mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung gizi dan vitamin tinggi.
3.      Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk istirahat.
4.      Memberikan pendidikan jasmani dan latihan-latihan fisik, seperti berolahraga.
5.      Menyediakan berbagai sarana di lingkungan sekolah yang memunginkan peserta didik dapat bergerak bebas.
6.      Merancang bangunan sekolah sedemikian rupa dengan memperhatikan pencahayaan, sirkulasi udara, suhu, dan sebagainya, yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan nyaman.
7.      Mengatur tempat duduk peserta didik di dalam kelas sesuai dengan kondisi fisik mereka masing-masing.
b.    Kebutuhan Akan Rasa Aman
Rasa aman merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan peserta didik terutama rasa aman di dalam kelas dan sekolah. Karena perasaan tidak aman akan mempengaruhi motivasi belajar siswa di sekolah. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa rasa aman merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi peserta dididk dan sangat mempengaruhi tingkah laku mereka.
c.    Kebutuhan  akan  Kasih Sayang
Semua peserta didik sangat membutuhkan kasih sayang baik dari orang tua, guru, teman-teman sekolah dan dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Peserta didik yang mendapatkan kasih sayang akan tenang, betah dan bahagia berada di dalam kelas serta memiliki motivasi untuk berpatisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebaliknya peserta didik yang merasa kurang mendapatkan kasih sayang akan merasa terisolir, rendah diri, merasa tidak nyaman, sedih, gelisah, bahkan akan mengalami kesulitan belajar.
d.      Kebutuhan akan  Penghargaan
Kebutuhan ini akan terlihat dari kecenderungan peserta didik untuk di akui dan diperlakukan sebagai orang yang berharga diri. Mereka ingin dikenal dan ingin diakui keberadaannya di tengah-tengah orang lain. Mereka yang dihargai akan merasa bangga dengan dirinya dan gembira, pandangan dan sikap mereka terhadap dirinya dan orang lain akan positif.
Untuk menumbuhkan rasa harga diri dikalangan peserta didik, guru dituntut untuk:
1.      Menghargai anak sebagai pribadi yang utuh.
2.      Menghargai pendapat dan pilihan siswa.
3.      Menerima kondisi siswa apa adanya serta menempatkan mereka dalam kelompok secara tepat.
4.      Dalam proses pembelajaran guru tidak menunjukan kemampuan secara maksimal dan penuh percaya diri dihadapan peserta didiknya.
5.      Secara terus menerus guru harus mengembangkan konsep diri siswa yang positif,menyadarkan siswa akan kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya.
6.      Memberikan penilaian terhadap siswa secara objektif berdasarkan pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
e.       Kebutuhan akan Rasa Bebas
Pada kebutuhan ini peserta didik membutuhkan rasa bebas dan terhindar dari ikatan-katan tertentu. Peserta didik yang merasa tidak bebas dalam mengungkapkan pendapatnya atau melakukan apa yang diinginkannya, akan mengalami frustasi dan merasa tertekan, oleh sebab itu guru harus memberikan kebebasan kapada peserta didik dalam batas-batas kewajaran serta memberi kesempatan dan bantuan secara memadai untuk mendapatkan kebebasan.
f.        Kebutuhan akan Rasa Sukses
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan pokok bagi peserta didik, karena kebutuhan ini sangat mempengaruhi motivasi dalam belajar. Peserta didik akan merasa senang dan puas apabila pekerjaan yang dilakukannya dan merasa kecewa apabila tidak berhasil. Untuk itu, guru harus mendorong para peserta didiknya untuk mencapai keberhasilan dengan prestasi yang tinggi, serta memberikan penghargaan atas prestasi yang mereka capai, baik itu berupa ungkapan verbal melelui ungkapan non-verbal.











BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Kebutuhan merupakan suatu keperluan asasi yang harus dipenuhi untuk mencapai keseimbangan organisme. Kebutuhan muncul ketika seseorang merasa merasa kekurangan, ketidaksempurnaan yang dapat merusak kesejahteraannya. Dengan kata lain, kebutuhan muncul karena adanya ketidakseimbangan delam diri individu, sehingga membuat individu bersangkutan melakukan tindakan, tindakan itu mengarah pada suatu tujuan, dan tujuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang ada.
B.       Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan pengetikan dan kekurangan dalam bahan yang tidak disengaja, melainkan karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini di masa datang.


[1] Desmita. Perkembangan Peserta Didik. h. 12


[2] Sunarto. Perkembangan Peserta Didik. h. 60-61.

Tidak ada komentar:

Lomba Menulis dari FPKS DPR RI, Hadiah 80 Jt

Lomba Menulis dari FPKS DPR RI, Hadiah 80 Jt Informasi lomba yang akan dibagikan dalam website lomba selanjutnya, adalah Lomb...