BAB I
PENDAHULUAN
Setiap
individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipenuhi. Dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut, setiap individu mempunyai sikap dan perilaku yang
berbeda satu sama lain. Sebaliknya, apabila ada suatu kebutuhan yang tidak
terpenuhi, juga akan berdampak pada perubahan sikap dan perilakunya. Ini
menunjukan bahwa kebutuhan mempunyai peranan yang sangat penting dan dan
menentukan tingkah laku manusia timbul karena adanya suatu kebutuhan, dan
tingkah laku manusia tersebut mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat
memenuhi atau memuaskan kebutuhan itu. Begitulah seterusnya, sehingga terjadi
satu lingkaran motivasi yang tidak pernah putusnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Psikologi tentang Kebutuhan
Kebutuhan merupakan suatu
keperluan asasi yang harus dipenuhi untuk mencapai keseimbangan organisme.
Kebutuhan muncul ketika seseorang merasa merasa kekurangan, ketidaksempurnaan
yang dapat merusak kesejahteraannya. Dengan kata lain, kebutuhan muncul karena
adanya ketidakseimbangan dalam diri individu, sehingga membuat individu
bersangkutan melakukan tindakan, tindakan itu mengarah pada suatu tujuan, dan
tujuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang ada.[1]
Dalam kajian psikologi,
kebutuhan mendapat perhatian bagi sejumlah ahli psikologi, salah satunya teori
kebutuhan oleh Abraham H. Maslow. Menurut Maslow, manusia mempunyai
kecenderungan-kecenderungan untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan yang sehingga
penuh makna dan memuaskan. Manusia sebagaimana dilukiskan oleh Maslow adalah
makhluk yang tidak pernah ada dalam keadaan sepenuhnya puas. Jika suatu
kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan-kebuttuhan yang lain akan muncul dan
menuntut pemuasan.
Disamping itu terdapat juga
teori yang dikembangkan oleh McClelland. Dalam teorinya, McClelland membedakan
tiga jenis kebutuhan manusia yaitu:
1.
Need For Achievement (kebutuhan
untuk berprestasi), yaitu kebutuhan untuk bersaing atau melampaui standar
pribadi.
Ciri-ciri orang yang memiliki kebutuhan untuk
berprestasi
a.
Menyenangi adanya
feedback yang cepat, nyata dan efisien atas segala perbuatannya .
b.
Berusaha melakukan
sesuatu dengan cara yang baru dan kreatif .
c.
Memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi.
2.
Need For Power (kebutuhan
untuk berkuasa), yaitu suatu kebutuhan atau kecendrungan untuk memberi kesan
atau mempunyai pengaruh atas orang lain dengan tujuan untuk dianggap sebagai
seorang yang kuat.
Ciri-ciri tingkah laku individu yang memiliki
need for power:
a.
Sangat aktif dalam
menentukan arah kegiatan dari suatu organisasi.
b.
Berusaha menolong
orang lain meskipun pertolongan itu tidak diminta.
3.
Need For Affiliation
(kebutuan untuk berafiliasi), yaitu suatu kecenderungan dari beberapa individu
untuk mencari atau menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain, tentang
memandang status, kedudukan, jabatan, ataupun pekerjaan.
Ciri-ciri tingkah laku orang yang memiliki
need for affiliation:
a.
Lebih senang berkumpul
bersama orang lain dari pada sendirian.
b.
Sering berhubungan
dengan orang lain termasuk bersilaturahmi dengan orang lain.
c.
Lebih memperhatikan
aspek hubungan pribadi dalam pekerjaan dari pada aspek tugas-tugas itu sendiri.
d.
Mencari persetujuan
atau kesepakatan dengan orang lain
e.
Lebih aktif
melakukan pekerjaan dalam suasana kooperatif .
Dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan menuju kejenjang kedewasaan, kebutuhan hidup seseorang
mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangannya. Kebutuhan sosial psikologi semakin banyak dibandingkan dengan
kebutuhan fisik, karena pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas. Kebutuhan
ini timbul, disebabkan oleh dorongan-dorongan (motif). Lefton (1982) dalam
Sunarto menyatakan bahwa kebutuhan dapat
mencul karena keadaan psikologis yang mengalami goncangan atau ketidak
seimbangan.[2]
B.
Kebutuhan Dasar Manusia
Pentingnya teori kebutuhan Maslow dalam
pendidikan terletak dalam hubungan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan
tumbuh. Jelas bahwa siswa yang sangat lapar atau yang dicekam bahaya
akan memiliki energi psikologis yang kecil yang dapat dikerahkan. Dengan kata
lain ia hampir tidak memiliki motivasi
belajar. Sekolah dan
lembaga pemerintahan menyadari bahwa apabila kebutuhan dasar siswa
tidak dipenuhi, belajar akan terganggu.[3]
Dalam teori hirarki
kebutuhan yang dikembangkan oleh Maslow, terdapat lima kebutuhan dasar manusia, diantaranya:
a.
Physiological needs
( kebutuha-kebutuhan fisiologi)
Kebutuhan-kebutuhan fisiologi
adalah sejumlah kebutuhan yang paling mendesak dan mendapat prioritas utama
dalam pemenuhannya karena berkaitan langsung dengan kebutuhan fisik dan
kelangsungan hidup. Contohnya makanan, minuman, sandang, tempat tinggal,
istirahat dan lain-lain. Karena kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang
paling dasar, maka sebelumnya kebutuhan ini terpenuhi, orang akan berusaha
menekan kebutuhan-kebutuhan lain.
b.
Need for self-security and security (kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan)
Kebutuhan rasa aman
merupakan kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman,
kepastian, dan keteraturan dari lingkungannya, jaminan keamanan, terlindung
dari bahaya dan ancaman penyakit, perang dan kemiskinan.
c.
Need for love and belongingness (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan memiliki)
Merupakan kebutuhan yang
mendorong individu untuk mengadakan hubungan afeksi atau ikatan emosional
dengan orang lain, yang diaktulisasikan dalam bentuk kebutuhan akan rasa
memiliki, mencintai dan dicintai, kebutuhan akan rasa diakui dan diikutsertakan
sebagai anggota kelompok, merasa dirinya penting, rasa setia kawan, kerjasama,
dan sebagainya.
d.
Need for self-esteem
( kebutuhan akan rasa akan harga diri)
Kebutuhan akan rasa harga
diri merupakan kebutuhan individu untuk merasa berharga dalam hidupnya.
Kebutuhan ini mencakup:
1.
Kebutuhan akan
penghargaan dari diri sendiri, seperti rasa percaya diri, hasrat untuk
memperoleh kompetensi, kekuatan pribadi, dan kemandirian
2.
Esteem atau
pengharaan dari orang lain, yaitu penghargaan atas apa ynag telah ia lakukan,
seperti pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, pangkat, dan nama baik.
e.
Need for self-actulization (kebutuhan akan aktualisasi diri)
Kebutuhan aktualisasi diri
adalah kebutuhan untuk memenuhi dorongan hakiki manusia untuk menjadi orang
yang sesuai dengan keinginan dan potensi dirinya. Dengan kata lain,
self-actulization adalah kecenderungan untuk berjuang menjadi apa saja yang
mampu diraih oleh individu, motif yang mendorong individu untuk mencapai
potensi secara penuh dan mengekspresikan kemampuannya yang unik.
Aktualisasi
diri ditandai dengan penerimaan diri dan
orang lain, spontanitas, keterbukaan, hubungan dengan orang lain yang relatif
dekat dan demokratis, kreativitas, humoris, dan mandiri pada dasarnya, memiliki
kesehatan mental yang bagus atau sehat secara psikologis. Maslow menempatkan perjuangan untuk
aktualisasi diri pada puncak hierarki kebutuhannya, hal ini berarti bahwa pencapaian
dari kebutuhan paling penting
ini bergantung pada pemenuhan seluruh kebutuhan lainnya.[4]
Untuk memenuhi kelima
jenjang kebutuhan tersebut Maslow membedakan motivasi manusia atas 2 kategori,
yaitu:
1.
Deficit Motive (motif
kekurangan), yang mencakup motif untuk kebutuhan fisiologis dan rasa aman.
2.
Metaneeds (motif
pertumbuhan atau metapertumbuhan), merupakan motif yang muncul apabila motif
kekurangan telah terpenuhi dan mendorong individu untuk mengungkapkan
potensi-potensi. Motif ini menuntut pemuasan dalam bentuk kesehatan psikologis
yang terpelihara dan memungkinkan tercapainya perkembangan individu yang
maksimal.
Sama seperti
kebutuhan-kebutuhan dasar, apabila kebutuhan akan pertumbuhan ini tidak
terpenuhi akan menyebabkan individu mengalami sakit secara psikologis, atau
yang disebut metapatologi. Bentuk-bentuk metapatologi diantaranya kehilangan
kepercayaan, tidak adil, kehilangan semangat hidup, depresi, kasar,
kebingungan, individualitas, dan kehilangan rasa harga diri.
C.
Kebutuhan Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap
Pendidikan
Kegiatan belajar di
sekolah pada prinsipnya juga merupakan manifestasi kebutuhan-kebutuhan individu
tersebut. Oleh sebab itu, seorang guru perlu mengenal dan memahami jenis dan
tingkat kebutuhan peserta didiknya, sehingga membantu dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan mereka melalui aktivitas kependidikan.
Kebutuhan peserta didik
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan manusia pada umumnya.
Beberapa kebutuhan peserta didik yang perlu mendapatkan perhatian dari guru, di
antaranya:
a.
Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan jasmani
merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang bersifat instinktif dan tidak dipengruhi
oleh lingkungan dan pendidikan. Apabila kebutuhan jasmani ini tidak terpenuhi
dapat mempengaruhi pembentukan pribadi dan perkembangan psikososial peserta
didik dan proses belajar mengajar di sekolah. Kebutuhan jasmani peserta didik
yang perlu diperhatikan oleh guru di sekolah adalah makan, minum, pakaian,
oksigen, istirahat, kesehatan jasmani, gerak-gerak jasmani serta terhindar dari
berbagai ancaman.
Untuk memenuhi kebutuhan
jasmani perserta didik, sekolah melakukan upaya-upaya:
1.
Memberikan pemahaman
terhadap peserta didik tentang pentingnya pola hidup sehat dan teratur.
2.
Menanamkan kesadaran
kepada peserta didik untuk mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung gizi
dan vitamin tinggi.
3.
Memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk istirahat.
4.
Memberikan pendidikan
jasmani dan latihan-latihan fisik, seperti berolahraga.
5.
Menyediakan berbagai
sarana di lingkungan sekolah yang memunginkan peserta didik dapat bergerak
bebas.
6.
Merancang bangunan
sekolah sedemikian rupa dengan memperhatikan pencahayaan, sirkulasi udara,
suhu, dan sebagainya, yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan
nyaman.
7.
Mengatur tempat
duduk peserta didik di dalam kelas sesuai dengan kondisi fisik mereka
masing-masing.
b.
Kebutuhan Akan Rasa Aman
Rasa aman merupakan
kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan peserta didik terutama rasa aman
di dalam kelas dan sekolah. Karena perasaan tidak aman akan mempengaruhi
motivasi belajar siswa di sekolah. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa rasa
aman merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi peserta dididk dan
sangat mempengaruhi tingkah laku mereka.
c.
Kebutuhan
akan Kasih Sayang
Semua peserta didik sangat
membutuhkan kasih sayang baik dari orang tua, guru, teman-teman sekolah dan
dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Peserta didik yang mendapatkan
kasih sayang akan tenang, betah dan bahagia berada di dalam kelas serta
memiliki motivasi untuk berpatisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Sebaliknya peserta didik yang merasa kurang mendapatkan kasih sayang akan
merasa terisolir, rendah diri, merasa tidak nyaman, sedih, gelisah, bahkan akan
mengalami kesulitan belajar.
d.
Kebutuhan akan
Penghargaan
Kebutuhan ini akan
terlihat dari kecenderungan peserta didik untuk di akui dan diperlakukan
sebagai orang yang berharga diri. Mereka ingin dikenal dan ingin diakui
keberadaannya di tengah-tengah orang lain. Mereka yang dihargai akan merasa bangga
dengan dirinya dan gembira, pandangan dan sikap mereka terhadap dirinya dan
orang lain akan positif.
Untuk menumbuhkan rasa
harga diri dikalangan peserta didik, guru dituntut untuk:
1.
Menghargai anak
sebagai pribadi yang utuh.
2.
Menghargai pendapat
dan pilihan siswa.
3.
Menerima kondisi
siswa apa adanya serta menempatkan mereka dalam kelompok secara tepat.
4.
Dalam proses
pembelajaran guru tidak menunjukan kemampuan secara maksimal dan penuh percaya
diri dihadapan peserta didiknya.
5.
Secara terus menerus
guru harus mengembangkan konsep diri siswa yang positif,menyadarkan siswa akan
kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya.
6.
Memberikan penilaian
terhadap siswa secara objektif berdasarkan pertimbangan kuantitatif dan
kualitatif.
e.
Kebutuhan akan Rasa Bebas
Pada kebutuhan ini peserta
didik membutuhkan rasa bebas dan terhindar dari ikatan-katan tertentu. Peserta didik
yang merasa tidak bebas dalam mengungkapkan pendapatnya atau melakukan apa yang
diinginkannya, akan mengalami frustasi dan merasa tertekan, oleh sebab itu guru
harus memberikan kebebasan kapada peserta didik dalam batas-batas kewajaran
serta memberi kesempatan dan bantuan secara memadai untuk mendapatkan
kebebasan.
f.
Kebutuhan akan Rasa Sukses
Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan pokok bagi peserta didik, karena kebutuhan ini sangat mempengaruhi
motivasi dalam belajar. Peserta didik akan merasa senang dan puas apabila
pekerjaan yang dilakukannya dan merasa kecewa apabila tidak berhasil. Untuk
itu, guru harus mendorong para peserta didiknya untuk mencapai keberhasilan
dengan prestasi yang tinggi, serta memberikan penghargaan atas prestasi yang
mereka capai, baik itu berupa ungkapan verbal melelui ungkapan non-verbal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kebutuhan merupakan suatu
keperluan asasi yang harus dipenuhi untuk mencapai keseimbangan organisme.
Kebutuhan muncul ketika seseorang merasa merasa kekurangan, ketidaksempurnaan
yang dapat merusak kesejahteraannya. Dengan kata lain, kebutuhan muncul karena
adanya ketidakseimbangan delam diri individu, sehingga membuat individu
bersangkutan melakukan tindakan, tindakan itu mengarah pada suatu tujuan, dan
tujuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang ada.
B.
Saran
Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan pengetikan dan
kekurangan dalam bahan yang tidak disengaja, melainkan karena keterbatasan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini di masa datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar